Sabtu 10 Maret 2012, untuk kedua kalinya FEUI sukses mengadakan acara yang bernama Music Gallery. Dengan mengusung tema Discography, para band pengisi acara akan membawakan musiknya sesuai dengan history perjalanan bermusik mereka. Diadakan di Upper Room Annex Building, Hotel Nikko, acara dimulai pada pukul 4 sore dengan penampilan dari band-band indie lokal yang bermain di 2 stage yang berbeda, yaitu Gallery Stage dan Main Stage. Band-band seperti R.A.T , Zorv, Plainlied, Cascade, Swimming Elephants, Backwood Sun, Roman Foot Soldiers, Jali-Jali, Bard Shuffle, Luscious Monday, Lundi Groove mengisi line up di Gallery Stage.Sedangkan di Main Stage, The Tress and The Wild tampil dengan membawakan beberapa lagu dari album baru mereka. Dried Cassava juga cukup memukau penonton yang hadir disana.
Setelah itu, suasana nostalgia terasa ketika The Adams tampil. Band yang sudah jarang terlihat manggung ini membawakan lagu-lagu andalan mereka seperti Waiting, Halo Beni, Selamat Pagi Juwita, Pijakan, Hanya Kau, dan ditutup dengan Konservatif yang membuat kita serasa balik ke masa lalu. Pure Saturday juga tampil begitu aktraktif di panggung, terutama sang vokalis, Iyo yang sering mengajak penonton bernyanyi bersama disetiap lagu seperti Di Bangku Taman, Spoken, Kosong, dan Desire. LightHouse, salah satu lagu yang masuk ke album baru mereka juga tidak lupa dibawakan. Kejutan terjadi ketika secara spontan mereka membawakan Don’t Look Back In Anger, sebuah nomor milik Oasis. Kontan, penonton langsung berteriak riuh dan menyambut lagu tersebut dengan sing along. Mungkin terasa sulit mengharapkan Oasis untuk datang ke Indonesia, tapi membayangkan mereka ketika Pure Saturday bermain sepertinya tidak ada salahnya.
Mantan “Raja Pensi”, The Upstairs, masih membuat kita bertahan di “masa lalu”. Jimmi, sang frontman masih memukau dengan gaya dansanya yang tak tentu arah. Sekilas mengingatkan kita pada Mick Jagger di video klip Start Me Up, Rolling Stones. Mosque Of Love, Lantai Dansa, Amatir, Terekam Tak Pernah Mati, Dansa Akhir Pekan, dan Matraman dengan sukses mereka bawakan. Setelah The Upstairs tampil, terjadi jeda yang cukup lama ke band selanjutnya. Alhasil, terjadi perubahan waktu. Para penonton mulai merasa jenuh hingga akhirnya White Shoes And The Couples Company naik keatas panggung. Dengan konsep mini akustik, mereka terlihat cukup manis dan maksimal. Membuat penonton melupakan kejenuhannya tadi dan ikut bernyanyi dan bergerak berirama mengikuti alunan lagu. Terbukti ketika lagu terakhir Matahari usai, penonton berteriak “we want more” berkali-kali hingga mereka akhirnya membawakan Windu Defrina sebagai encore penampilan mereka.
Sebagai penutup Music Gallery tahun ini, Gugun Blues Shelter tampil tanpa basa-basi dengan menghajar panggung. Raungan gitar terdengar begitu membahana, ditambah pukulan drum dan dentuman bass yang powerfull. Penonton dibuat terkagum-kagum ketika Gugun memainkan lead-lead blues-nya hingga tak jarang penonton memberikan applause kepadanya. Meski banyak kendala yang terjadi, tapi jika melihat band-band yang tampil malam itu, sepertinya kita cukup terpuaskan, dan semoga tahun depan dapat kembali diadakan.
Written : agildaridulu
Photography : Hardiman Widja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar