Sebuah
spanduk bertuliskan “Jakarta Kota yang Mudah Dikuasai” terbentang kokoh
membaluti sebagian besi-besi pagar yang sudah berkarat. Dari balik spanduk
tersebut terlihat kerumunan anak-anak muda yang
tengah asyik mendengarkan celoteh tiga orang MC yang kece dan kekinian,
Katerine Bruhn, Gilang Gombloh dan Adjis “Doa
Ibu” yang berhasil membuat gelak tawa para
pengunjung yang hadir dengan lelucon-lelucon konyol mereka.
Jumat, 1 Juni 2012
bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila,
sebuah pameran Group Exhibition Of
Jakarta Urban Artist resmi dibuka. Pameran dengan bertemakan “WOOSAAH” yang diselenggarakan di dalam ruang seni ber.seni project art space Jakarta, merupakan
sebuah kerjasama antara pihak ber.seni project dengan tujuh seniman jalanan atau
street artist, yang kerap
kali karya-karyanya banyak ditemukan di ruang publik dan di jalanan kota
Jakarta. Ketujuh seniman yang terlibat dalam pameran ini, terdiri dari Abi Rama, Isrol Media Legal,
Bujangan Urban, Jah Ipul, RHARHARHA ,ROBOWOBO dan POPO.
Masing-masing
karya dari ketujuh seniman tersebut, dipamerkan di dalam sebuah ruang seni modern dengan tema dan
konsep yang tersusun rapi. Saat memasuki ruangan, para pengunjung
langsung disambut oleh sebuah karya berjudul “Slow Boy” yang diciptakan oleh
POPO, street artist asal Jakarta yang
selalu berharap setiap karyanya tetap sederhana dan seimbang, namun juga tetap
berkembang. Dalam pameran ini POPO menciptakan karya seninya dengan konsep mixed media, sebuah karya campuran di atas kanvas yang menggabungkan cat,
tinta dan kolase. Kanvas yang digunakan untuk menggambar sosok karakter dengan
bercirikan wajah berwarna putih dan bergaris luar hitam tersebut, menggunakan
sebuah seng. Sehingga efek karya seni yang diciptakan oleh POPO menjadi lebih
fleksibel.
Tepat di
seberangnya, terpajang sebuah karya seni yang memiliki karakteristik unik berkat
perpaduan antara cat akrilik dengan cat minyak di atas kanvas. Karakter unik yang dinamai LYKEREX dan
berjudul “Get Out and Have Some fun” ini, merupakan hasil karya seni dari seorang young talented visual artist Jakarta, Abi Rama.
"Get Out and Have Some Fun" karya LYKEREX
Tidak jauh
dari kedua karya seni POPO dan Abi Rama, sebuah ruangan khusus tengah memutar video performance art
“tape art on the street” seorang seniman street art asal Jakarta, Andi RHARHARHA. Di dalam ruangan yang berukuran sedang tersebut, para pengunjung dapat bermain dengan
hasil karya seni RHARHARHA, yaitu sebuah permainan tradisional Taplak Gunung
yang dibuat dengan media lakban berwarna-warni dan di beri judul “Urban Play Project Taplak Gunung”.
Selain itu terdapat pula kumpulan hasil jepretan dokumentasi pembuatan Taplak Gunung
dan antusias masyarakat terhadap hasil karya seniman kekinian yang
saat ini banyak bereksplorasi dengan seni lakban atau tape art.
"Taplak Gunung" karya RHARHARHA
Sekumpulan
hasil karya seni dari Bujangan Urban, Isrol Media Legal, RoboWobo dan Jah Ipul
tersusun apik menempel di dinding ruang tengah ber.seni project. Masing-masing
dari hasil karya yang mereka ciptakan mempunyai gaya dan pesan tersendiri. Karya-karya
mereka yang dipamerkan merupakan
sebuah medium pengingat dalam menyikapi atau merespon suatu permasalahan yang
sedang berkembang di masyarakat urban
Jakarta, entah itu permasalahan politik,
sosial dan budaya.
“WOOSAAH
adalah salah satu bentuk relaksasi dari teman-teman street artist untuk meluangkan waktu sejenak dan sedikit bersantai
dari segala macam kegiatan atau aktivitas street
art” ujar RHARHARHA saat memberikan sambutan pada pameran ini.
Melalui pameran
yang akan berlangsung sampai tanggal 17 Juni 2012 ini, kita sesama warga
Jakarta mungkin dapat mengenal lebih dekat dan mulai memahami bahwa identitas
seorang street artist itu ternyata
jauh lebih kompleks dari sekedar membuat karya seni di ruang publik.
Foto: Dimaz Nugraha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar