“I'll not be doubted by some pipsqueak tuft of ginger and his irritating dog. I am master and commander of the seas!”
Captain Haddock, The Adventures of Tintin (2011)
Siapa tidak mengenal Tintin? Tokoh ciptaan karya Herge (George Remy/GR, dibalik menjadi Herge) ini sudah menjadi legenda dalam dunia novel grafis. Baru-baru ini penggemar Tintin di seluruh dunia dimanjakan dengan film tokoh wartawan cerdik ini yang berjudul “The Adventures of Tintin”, film besutan sutradara Steven Spielberg ini mengambil cerita dari tiga buku petualangan Tintin; The Crab with the Golden Claws, The Secret of the Unicorn dan Red Rackham's Treasure. Jamie Belal juga digadang untuk memerankan Tintin menggunakan teknologi motion-capture dalam film ini.
Walau sekuat tenaga film ini berusaha netral dan tidak menambahkan keinginan dari produser (Peter Jackson) maupun sutradara tetap saja film ini kurang mengena bagi para penggemar Tintin. Bagaimana tidak, dalam komik aslinya Herge menggambarkan Tintin dengan wajah bulat, dua titik hitam sebagai mata dan segaris tipis menjadi mulutnya. Dalam menit-menit pertama film mengalun, penonton langsung disajikan Tintin “baru” yang memiliki ekspresi, sorot mata dan bentuk mulut yang lebih dari sekedar guratan garis. Herge sengaja menggambar sosok Tintin dengan tidak sempurna agar siapa saja bisa memproyeksikan dirinya dengan sang wartawan cerdik tersebut, wajah Tintin (oleh Herge) dibuat nertal agar bisa mewakili pembaca dari ras, etnik maupun ideologi manapun. Penggemar Tintin manapun pasti perlu melakukan adaptasi dengan Tintin versi film yang sangat kaukasoid. Tintin yang berlaga dalam film bedurasi 107 menit tersebut menjadi kurang “Tintin”, penggemar pun sedikit kecewa.
Kekecewaan juga kurang bisa terobati dengan tingkah polah Thopson dan Thomson (dengan dan tanpa ‘P’) yang diperankan oleh Simon Pegg dan Nick Frost, dengan keluguan yang tidak tersampaikan, lelucon mereka terdengar garing dan dibuat-buat. Tingkah dari Captain Haddock (Andy Serkis) yang sudah menarik minat saya dalam kemuculan awalnya, memang kata-kata makian khas Captain Haddock di komik jarang terdengar (seperti “sejuta topan badai” dan “biang”), namun Serkis memerankannya seapik Ia memerankan Gollum dalam The Lord of the Rings. Dibawanya sifat Captain doyan minum ini dengan komikal, pemarah tapi baik hati, dan selalu denial dengan kebiasaan minumnya, justru tokoh inilah yang memberi warna bagi film ini. Entah bagaimana film ini tanpa Andy Serkis, atau entah bagaimana Tintin tanpa Captain Haddock. Pada akhirnya film ini memang cukup menghibur, namun perlu diperhatikan bahwa film memiliki logikanya sendiri dan logika tersebut memaksa kita mengubur tokoh Tintin dalam komik dan menerima tokoh Tintin dalam film ini. Selamat menonton!
Written : Trikusuma Wardhani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar