Oleh: Raka Aji Saputra
Minggu malam pada 15 Juli 2012, terdengar suara bising amplifiers yang sangat mengganggu daerah sekitar kuburan Jeruk Purut, Jakarta. Bertempat hanya berbeda jarak kurang lebih 10 langkah menuju kuburan Jeruk Purut, yaitu Borneo Beer House disulap menjadi studio yang bergema oleh suara bisingan sound amplifier hingga hentakan drum yang keras dan bergema. Matiasu, Alice, Sigmun, serta Suri bergegas membuat Borneo Beer House yang sangat minimalis dan intim menjadi berkeringat. Dimulai pukul 8 malam dengan fdc 15k, Matiasu mendapatkan giliran pertama alias hidangan pembuka untuk memberikan sajian di Borneo. Band eksperimental duo asal Jakarta ini sukses membuat para penonton terbengong, musik apa ini?, dimainkan hanya berdua tapi seperti band yang berisikan 4 sampai 5 personil. Harus segan untuk kalian yang menonton Matiasu malam ini. Kurang lebih 5 lagu berhasil mereka bawakan dengan noise serta hentakan drum Hareis.
Lanjut giliran band asal kota kembang, yaitu Alice. Band yang berbahaya ini bukan seperti film "Alice In Wonderland", tapi "Alice In Borneo Beer House". Band yang pernah menjadi opening band Mathcore asal AS, The Dilinger Escape Plan di Malaysia pada 8 Maret 2012 silam. Band yang berdiri sejak tahun 2005 ini melaju pesat hingga kini, apalagi mereka sudah melepas EP yang berjudul "Konsorsium Humaniora" dibawah naungan indie label Heaven Records. Semua terbawa oleh mosphit vokalis Alice “Rahma Jatmiko” dengan menaiki meja bar. That’s a cool band!!!.
Foto: Raka Aji Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar