DISABILITAS, TERAPI SENI DAN KAITANNYA DENGAN STREET ART
“There’s so many laws out there, you know, especially here to the minorities, and we’re just fed up, you know, that’s just a way of getting out there and sayin’ forget you guys… Yeah I feel oppressed... Doing graffiti relieves some of that oppression. Going out there without people telling you what to do... There is not freedom of expression, there isn’t such a thing, there’s always someone out there that’s in control. So I guess it would be nice if we did have freedom of expression. So you know, graffiti allows us to do this. I’ll go out there and be free.”
-Asyl’m, a writer from California, in an interview captured on video (Graffiti Verite'2)
Pembicara 1 : Khairani Barokka
"Mengeksplorasi Terapi Seni dan Disabilitas dalam Street Art"
Pembicara 2 : Hanna Madness
"Skizofrenia Berbicara Dalam Setiap Karyaku"
Hari : Minggu, 22 Juli 2012
Jam : 15.00 - 17.00 WIB
Tempat : ISAD (Indonesian Street Art Database)
Jalan Bambu Ampel III, No. D 15 A
Komplek Paminda, Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Tentang Pembicara :
Khairani Barokka adalah peneliti dan aktivis pendidikan seni inklusif, terapi seni, teknologi, dan jalur vokasi untuk seniman dengan segala abilitas, terutama di Asia, akan berbicara mengenai disabilitas dan terapi seni dalam street art, dan keterkaitan antara keduanya. seorang seniman street art, sebagaimana seniman pada umumnya, masih jarang yang berpikir bahwa yang berkarya sangat mungkin seseorang dengan disabilitas, baik fisik, mental, kognitif, sensorial, developmental, dsb. Bagaimanakah seniman street art dengan disabilitas melihat proses berkarya di dunia urban, dan bagaimanakah dunia urban merefleksikan ketidakramahan perkotaan kepada masyarakat dengan disabilitas? Bagaimanakah teknologi dapat digunakan untuk membangun urbanitas yang lebih inklusif terhadap masyarakat dengan berbagai tipe fisik dan pedalaman yang ingin berkarya dengan street art, dan apakah potensi menggunakannya di dunia "berkembang" secara khusus? Apakah itu terapi seni, gunanya bagi masalah kesehatan urban, termasuk masalah kesehatan mental dan fisik para penyandang disabilitas, dan hubungannya dengan street art?
Hanna Madness adalah seorang freelance designer dan sedang menggarap sebuah buku psikomemoar yang berisi perjuangan tentang fantasi, mimpi, seni , sex, drugs, ketidakwarasan, airmata, histeria, hingga tattoo yang pada akhirnya membawanya pada kenyataan bahwa dia mengidap schizofrenia paranoid diusia yang terbilang cukup muda. Hana akan berbagi pengalaman mengenai perjuangan menembus batas kenormalan yang penuh dengan keterbatasan, hingga menemukan persinggahan dalam sebuah objek seni dan tulisan dan bercerita tentang seniman-seniman khususnya di Indonesia yang memilih untuk mengakhiri hidup mereka karena fantasi dan keterbatasan yang mereka miliki. Serta riset yang menunjukkan bahwa bunuh diri lebih rentan terjadi di kalangan seniman. Hana kini sedang menyelesaikan studinya di Universitas Al-Azhar Indonesia.
1. Graffiti Art Therapy
http://www.graffitiverite.com/graffitiartTherapy.htm
2. Film Graffiti Verite' 2 - Freedom of Expression?
http://www.youtube.com/watch?v=FKL345IkZHM
Indonesian Street Art Database
Jalan Bambu Ampel III, No. D 15 A
Komplek Paminda, Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Kontak: 021-7800 035
Twitter : @I_S_A_D
Facebook : Isad Connexion
Terbuka untuk umum dan Gratis !!!
--
Indonesian Street Art Database
Tidak ada komentar:
Posting Komentar