Apa yang kalian pikirkan selama satu detik ketika nama Indonesia disebut?
Pertanyaan tersebut terjawab oleh para seniman muda dalam sebuah pameran seni rupa bertajuk “Indonesia 1 Detik.” Pameran yang diselenggarakan pada tanggal 14-15 Juli dan digelar di GARASI 48 daerah Kalibata, Jakarta Selatan, merupakan buah hasil kolaborasi pemikiran dan harapan mereka dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik di dalam bidang sosial, budaya dan politik.
Adapun mereka pelaku seni yang terlibat dalam pameran ini, terdiri dari:
HasFour, Emil Rale, Rama Putra, Mutiara Handini, Hadid Syafaad, Dedot Kurniawan, Renny FW, Neothree, Aldi Pradityo, Tresna Tanesya, Rere Skoy, Mufre 5, Glee Ananda, Lalita Prima, HOWL dan GABUNXBUATAN.
Selama dua hari pameran berlangsung, masing-masing karya mereka terparkir rapi di dalam garasi rumah yang berubah fungsi menjadi sebuah tempat pameran. Pengunjung yang hadir pun tampak begitu antusias menanggapi hasil karya ciptaan para seniman muda ini.
HasFour |
Ada pula “Diam Tertindas Atau Bangkit Melawan”, karya GABUNXBUATAN (media: art carton) yang mengartikan bahwa sosok seorang Soekarno merupakan bapak bangsa Indonesia. Kita sebagai penerus bangsa harus rebut kemerdekaan itu sendiri sampai sekarang, dengan cara memperjuangkan hak kita sebagai bangsa Indonesia sampai titik darah penghabisan.
GABUNXBUATAN |
Karya yang mewakili pameran ini pun tak kalah menarik, “Tonton Aku, Kau Kubodohi”, karya Rere Skoy (media: kolase on TV 14” & TV 7”) Menunjukkan bahwa sebuah gambaran tentang media informasi di Negara ini yang mempunyai program-program yang sekiranya dapat membodohi dan menghancurkan moral bangsa.
Rere Skoy |
Tak anyar rasanya bila suatu pameran hanya disuguhkan oleh sebuah karya visual tanpa dentuman musik secara langsung. Terjawab sudah, selama dua hari pameran ini berlangsung para pengunjung dimanjakan oleh penampilan dari Aldi Pradityo yang menyuguhkan musik akustik; Silent Wave, yang berhasil mengotak-atik laptopnya menjadi sebuah nada eksperimental; Holyage, dengan suguhan Hip-Hop; Kiddy Bit dan Cold Coffe, yang sama-sama merubah suara-suara game 8bit menjadi nada-nada catchy dengan bantuan catridge; Mamat, menyuarakan joke-joke melalui Stand-up Comedy; dan hari pertama ditutup dengan penampilan dari Jidho, yang menyulap perangkat lunaknya menjadi suguhan Hip-Hop – Jazz. Hari kedua Kiddy Bit ambil bagian kembali, namun dengan konsep nada 8bit yang berbeda dari hari pertama; lalu, Aldi pradityo; dan Mardial (Dubstep – Drum ‘n Bass) berhasil menutup pameran ini, dan sekaligus merubah Garasi 48 bak halnya di “wobble land”.
Penampilan Jidho di hari pertama |
Mardial, senjata pamungkas |
M.A.L.U. Digital berkesempatan untuk berbincang dengan dua seniman muda yang bertanggung jawab atas pameran ini dan sekaligus mereka juga memberikan gagasan ide melalui karya mereka di pameran seni rupa Indonesia 1 Detik, Reynandi a.k.a Neothree dan Rama Putra.
Menurut kalian, harafiah dari Indonesia 1 Detik itu apa?
Rey: Adalah kesimpulan tercepat dalam berfikir bagi warga Indonesia.
Rama: Singkatnya terjadi karena minimnya pemikiran secara cepat dari individu masing-masing yang memikirkan tentang Indonesia.
Asal muasal terjadinya pameran ini bagaimana prosesnya?
Rey: Awalnya, pameran ini memang tercetus dari pemikiran gue bersama BJC –Bomber Junior Clan- tapi, akhirnya gue mencoba untuk bekerja sama juga bersama teman-teman dari Universitas BINUS.
Rama sendiri kan berasal dari Universitas Binus, tanggapan lo mengenai kerja sama dengan Rey bagaimana?
Rama: Ya berhubung gue sama Rey temenan dari SMP, akhirnya gue berfikir gimana kalau kita bikin pameran bareng dari golongan Mahasiswa/i yang kaya robot itu dengan para street artist. Intinya sih, pertukaran dan perpaduan pemikiran dari street artist yang kasarnya rebel dengan mahasiswa/i Universitas BINUS dengan konsep design.
Latar belakang kalian sendiri seorang apa?
Rey: Latar belakang gue memang dari dulu udah kenal street art, seni jalanan yang menurut gue bebas untuk berkreasi dengan pemikiran gue apa adanya, dan gak peduli orang mau bilang apa hehehe...
Rama: Gue sendiri juga sama mengusung street art, entah kenapa gue malah masuk ke jurusan interior design hahaha... Tapi gue bakalan tetep mencoba berkarya bagaimana caranya biar gak lepas dari street art.
Jadi kalian berdua menobatkan diri kalian sebagai street artist :) Harapan kalian setelah adanya pameran ini apa?
Rey: Harapan sih lebih buat temen-temen gue. Kalau teman-teman ingin membuat sebuah pameran, lo harus membuat karya lo semaksimal mungkin agar orang yang melihat seantusis mungkin. Mau karya lo bagus atau jelek, lo santai aja jangan dengerin orang lain hehehe…
Rama: Agar bisa menyatu dari perbedaan pola pikir antar individu satu sama lain, yang akhirnya bisa kerja bareng, berkreasi bareng, dan berkolaborasi. Itu sih yang pengen gue terapin disini.
Sedaaappp!! Kalian berharap gak Indonesia tidak lagi 1 detik?
Rey: Gue berharap banget Indonesia lebih berfikir maju dan panjang lagi, agar mereka tahu apa yang dihadapi dan resiko apa yang mereka tanggung untuk kedepannya.
Rama: Dari gue juga sama kaya si Rey, agar Indonesia lebih memikirkan untuk jangka kedepannya.
Pameran selanjutnya, tema apalagi nih yang ingin kalian bahas? Kapan tuh kira-kira?
Rey: Kalo gue sih belum kepikiran lagi tema selanjutnya dan kapan pameran lagi hehehe tapi kalau mau bikin pameran lagi gue siap asal teman-teman siap juga untuk mendukung kami dalam pameran selanjutnya.
Rama: Menurut gue sih kita kapan aja bisa berkarya secepat mungkin, kita bisa berkarya bareng lagi, dan kerja sama lagi. Pastinya sih kalo siap semua tahun ini kita bisa bikin pameran lagi. Betul gak Rey?
Rey: Yup bener banget!
Rama: Ya Kalau kita punya karya lagi dan siap di pamerkan, kenapa enggak hehehe...
Oke, closing statement dari kalian apa?
Rey: Saatnya para junior yang beraksi!
Rama: Do it yourself.. by yourself.. kasihanilah negara sendiri.
Foto oleh: Aria Adhitya
biar sidoy makin seneng.
BalasHapushahhaa
anying komuk gue kayak mau nyedot orok ngahahahaha. btw trimakasih aldo, nice post :)
BalasHapusTerima kasih Glee, POLLY, dan yodis :) (Admin)
BalasHapusterimakasih malu digital senang sekali berkerja sama bersama kalian para manusia keren! cihuy salam buat si doy
BalasHapus