Senin, 11 Juni 2012

Group Exhibition of Jakarta Urban Artist "WOOSAAH"

Oleh: Dimaz Nugraha

"Slow Boy" karya POPO

Sebuah spanduk bertuliskan “Jakarta Kota yang Mudah Dikuasai” terbentang kokoh membaluti sebagian besi-besi pagar yang sudah berkarat. Dari balik spanduk tersebut terlihat kerumunan anak-anak muda yang tengah asyik mendengarkan celoteh tiga orang MC yang kece dan kekinian, Katerine Bruhn, Gilang Gombloh dan Adjis “Doa Ibu” yang berhasil membuat gelak tawa para pengunjung yang hadir dengan lelucon-lelucon konyol mereka. 

Jumat, 1 Juni 2012 bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila, sebuah pameran Group Exhibition Of Jakarta Urban Artist resmi dibuka. Pameran dengan bertemakan “WOOSAAH” yang diselenggarakan di dalam ruang seni ber.seni project art space Jakarta, merupakan sebuah kerjasama antara pihak ber.seni project dengan tujuh seniman jalanan atau street artist, yang kerap kali karya-karyanya banyak ditemukan di ruang publik dan di jalanan kota Jakarta. Ketujuh seniman yang terlibat dalam pameran ini, terdiri dari Abi Rama, Isrol Media Legal, Bujangan Urban, Jah Ipul, RHARHARHA ,ROBOWOBO dan POPO.

Masing-masing karya dari ketujuh seniman tersebut, dipamerkan di dalam sebuah ruang seni modern dengan tema dan konsep yang tersusun rapi. Saat memasuki ruangan, para pengunjung langsung disambut oleh sebuah karya berjudul “Slow Boy” yang diciptakan oleh POPO, street artist asal Jakarta yang selalu berharap setiap karyanya tetap sederhana dan seimbang, namun juga tetap berkembang. Dalam pameran ini POPO menciptakan karya seninya dengan konsep mixed media, sebuah karya campuran di atas kanvas yang menggabungkan cat, tinta dan kolase. Kanvas yang digunakan untuk menggambar sosok karakter dengan bercirikan wajah berwarna putih dan bergaris luar hitam tersebut, menggunakan sebuah seng. Sehingga efek karya seni yang diciptakan oleh POPO menjadi lebih fleksibel.

Tepat di seberangnya, terpajang sebuah karya seni yang memiliki karakteristik unik berkat perpaduan antara cat akrilik dengan cat minyak di atas kanvas. Karakter unik yang dinamai LYKEREX dan berjudul “Get Out and Have Some fun” ini, merupakan hasil karya seni dari seorang young talented visual artist Jakarta, Abi Rama.

"Get Out and Have Some Fun" karya LYKEREX

Tidak jauh dari kedua karya seni POPO dan Abi Rama, sebuah ruangan khusus tengah memutar video performance art “tape art on the street” seorang seniman street art asal Jakarta, Andi RHARHARHA. Di dalam ruangan yang berukuran sedang tersebut, para pengunjung dapat bermain dengan hasil karya seni RHARHARHA, yaitu sebuah permainan tradisional Taplak Gunung yang dibuat dengan media lakban berwarna-warni dan di beri judul “Urban Play Project Taplak Gunung”. Selain itu terdapat pula kumpulan hasil jepretan dokumentasi pembuatan Taplak Gunung dan antusias masyarakat terhadap hasil karya seniman kekinian yang saat ini banyak bereksplorasi dengan seni lakban atau tape art.

"Taplak Gunung" karya RHARHARHA

Sekumpulan hasil karya seni dari Bujangan Urban, Isrol Media Legal, RoboWobo dan Jah Ipul tersusun apik menempel di dinding ruang tengah ber.seni project. Masing-masing dari hasil karya yang mereka ciptakan mempunyai gaya dan pesan tersendiri. Karya-karya mereka yang dipamerkan merupakan sebuah medium pengingat dalam menyikapi atau merespon suatu permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat urban Jakarta, entah itu permasalahan politik, sosial dan budaya.

“WOOSAAH adalah salah satu bentuk relaksasi dari teman-teman street artist untuk meluangkan waktu sejenak dan sedikit bersantai dari segala macam kegiatan atau aktivitas street art” ujar RHARHARHA saat memberikan sambutan pada pameran ini.

Melalui pameran yang akan berlangsung sampai tanggal 17 Juni 2012 ini, kita sesama warga Jakarta mungkin dapat mengenal lebih dekat dan mulai memahami bahwa identitas seorang street artist itu ternyata jauh lebih kompleks dari sekedar membuat karya seni di ruang publik.  


Foto: Dimaz Nugraha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More