Jumat, 18 November 2011

TRAXKUSTIK ROCK EDITION

Ketika PenSi (Pentas Seni) sekolah kini sudah tidak se-dominan di medio 2006-2010, dan dengan menjamurnya acara musik pagi hari di televisi yang terasa “gitu-gitu aja”, kini animo masyarakat terhadap musik dapat tersalurkan lewat acara Terusik Traxkustik yang diadakan rutin setiap sebulan sekali oleh 101,4 Trax FM Jakarta.
Acara yang telah lama diadakan ini cukup sukses sebagai wadah anaktrak (panggilan untuk pendengar Trax FM) ibukota untuk menyaksikan band-band atau solois idola mereka yang sangat jarang atau mungkin tidak pernah nampak di televisi lokal.
Di 13 November 2011 kali ini, yang bertepat di Score Citoz, Terusik Traxkustik yang bertajuk Rock Edition!! ini menampilkan Headliner seperti FevertoTell, Raksasa, The Brandals, The Flowers, dan Seringai.
MC Jimmi dan Rio dari Kompak Kampus membuka acara yang dilanjutkan oleh penampilan dari FevertoTell. Musik post punk dan Vokal serak basah Vina Clanirela cukup mengingatkan kita kepada Karen ‘O dari Yeah Yeah Yeahs.
Selanjutnya giliran Raksasa mengguncang panggung Traxkustik dengan musik Rock/Psychedelic/Progressive mereka.

Meski belum lama terbentuk dan beranggotakan personil lintas genre dari band yang berbeda ini, namun insting tajam bermusik mereka sudah layak seperti band yang telah lama terbentuk. Ini membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang mampu menyatukan siapa saja. Dan terasa unik ketika mereka membawakan lagu Pesawat Tempur-nya Iwan Fals dengan versi blues yang di medley dengan hits andalan mereka Pesawatku Delay.
Disela acara, MC memangil seorang anak kecil berumur 7 tahun bernama Satrio untuk naik keatas panggung. Dengan sigap ia duduk dibelakang drum dan langsung memberikan pukulan-pukulan yang enerjik. Tidak sampai disitu, Satrio juga menunjukan kebolehannya dalam hal bermain gitar. Anaktrax yang menyaksikan hanya bisa menggelengkan kepala dan memberikan tepuk tangan ketika Satrio turun.   
Band ketiga yang tampil adalah The Brandals yang sekarang mengganti ejaan nama mereka menjadi BRNDLS.




Kurang lebih 5 lagu mereka bawakan dari album ketiga, DGNR8. Nuansa musik yang benar-benar berbeda dari album sebelumnya membuat kita akan merasa bosan ketika melihat perfomance mereka. Namun tetap ditunggu saat Eka, sang vokalis, melontarkan celotehan nakalnya diatas panggung. Kejadian menarik terjadi diakhir penampilan. Ketika lagu Awas Polizei!! dibawakan, seorang penonton naik keatas panggung dan berdansa bersama, seketika itu pula dari belakang stage terlihat security yang berusaha ingin menurunkannya tetapi dihalangi oleh crew dan membiarkan si penonton berada d atas panggung.
Selesai BRNDLS main, kini giliran The Flowers menunjukan tajinya. Terlihat beberapa anak muda berambut gondrong mulai merangsek ke depan panggung. Salah satu band jebolan Gang Potlot ini memulai dengan lagu-lagu dari album lama mereka. Hits seperti Gak Ada Matinya dan Bayangan masih tetap jadi andalan dan tetap ditunggu oleh para penonton. Duet Boris pada gitar dan Eugene di saxophone dalam mengisi lead lagu membuat semua larut pada penampilan mereka diatas panggung.


 Lagu Rajawali yang memang seperti menjadi anthem kebangkitan The Flowers dengan sukses membuat penonton bergoyang sekaligus menutup penampilan keren mereka malam itu.      
 MC kembali naik keatas panggung dan kali ini mereka mengumumkan kuis yang diadakan oleh Trax FM Jakarta. Pemenang mendapatkan hadiah berupa gitar Radix yang diberikan langsung oleh legenda gitar Indonesia, Eet Sjahrani yang kebetulan juga hadir dan mendapat award di acara itu.
Berbarengan dengan itu, penonton berambut gondrong mulai berpindah kebelakang, berganti dengan para anak muda berkaos tengkorak dan bertulisankan kata-kata provokatif. Saat itulah kita tahu siapa yang akan naik panggung selanjutnya, band High Octane Rock, Seringai. Mereka menghajar para serigala yang hadir dengan musik cepatnya. Mulai dari Amplifier, Membakar Jakarta, Mengadili Persepsi, Citra Natural, Dilarang di Bandung, Program Party Seringai seperti membakar Score Citoz malam itu. Sesekali Arian13 sang vokalis, memberikan lawakan segar di setiap jeda lagu. Tidak lupa juga dengan sindiran untuk para petinggi negeri ini. Serigala Militia menjadi lagu terakhir sekaligus menutup acara malam itu.
Lewat Terusik Traxustik ini semua terpuaskan. Tidak ada batasan umur untuk menciptakan nada. Tidak ada halangan untuk mengapresiasikan sebuah rasa. Malam itu semua bersatu atas nama musik, emosi dan Rock. 


  
Written by agildaridulu
photo by Hardiman Widja Seno


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More