Rabu, 18 April 2012

Music Corner 2012 Universitas Negeri Jakarta

Oleh: Aria Adhitya




Anak Indonesia memang tidak pernah berhenti berkarya secara mandiri dalam rangka menjunjung tinggi karya seni Tanah Air. Dalam acara tahunan anak-anak jurusan seni UNJ (Universitas Negeri Jakarta) mereka menampilkan entertainer-entertainer sendiri dan dimeriahkan oleh band-band dari luar lingkungan kampus untuk berpesta dalam sebuah acara  bertajuk Undeath Son, Music Corner 2012.
 
Dalam kesempatan ini, banyak putra-putri Indonesia di UNJ sangat baik dalam memainkan peran mereka sebagai pelaku seni, khususnya para pengisi acara. Acara yang dimulai sejak siang hari sampai sekitar pukul 8 malam ini memberi kesempatan mata dan telinga kita untuk menikmati potensi anak-anak muda kita yang sampai saat ini masih bisa dibilang gila mulai dari acara live music sampai tari. UNJ juga memberi kesempatan anak-anak band dari luar kampus untuk mengisi acara dan mengikuti festival. Kesolid-an dan kekompakan panitia pun makin menyempurnakan acara ini.
Dari performance music, banyak musisi Rock disini yang bisa membuat kita bernafas lega bahwa nafas Rock tanah air belum habis meskipun pasar musik Rock sedang dalam masa yang lebih buruk daripada dua dekade yang lalu. Dari genre Jazz, band UNJ bernama UNJAZZ mampu mencuri perhatian penonton. Cukup terkejut dengan gaya musik mereka, masih muda tapi sudah lumayan mendalami musik Jazz itu sendiri secara performance. Dan yang berbeda dari acara ini adalah show dari Traditional Dance. Pemandangan yang jarang memang, tapi tarian etnik Bali, Jawa, dan Sumatra yang mereka bawakan tidak kalah dengan sanggar-sanggar tari terkenal lainnya. Juga ada modern dancer sebagai pemanis untuk dance session ini. Menjelang akhir acara, para alumni jurusan seni UNJ membawakan musik Folk, kontemporer yang terbungkus secara Pop, sehingga menjadi mixing yang lengkap dalam suatu acara seni. Event ini ditutup oleh performance dari band lokal Jakarta, McDonat dan Alinz dan pembacaan pemenang festival band dan best player.

Menurut salah satu panitia, persatuan tidak hanya terdiri dari bahasa dan adat istiadat, tapi juga dari budaya musik dan seni itu sendiri. Kita patut bersyukur bahwa regenerasi entertainer maupun seniman kita masih berjalan dengan sangat baik meskipun dari pihak yang seharusnya turut mendukung dunia seni Indonesia belum sepenuhnya bersatu dalam memajukan potensi kesenian sebagai identitas kebudayaan mereka. Kami berharap acara seperti ini makin menjamur di setiap sudut negeri dan semakin baik pengelolaannya minimal dari pelaku seni itu sendiri. Semoga tanpa bantuan pemerintah pun anak-anak bangsa bisa bersatu dalam mengarahkan kembali kesenian kita ke arah yang benar.



Foto: Aria Adhitya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More